Senin, 09 Februari 2009

Studio Baru, Logo Baru


Studio Baru, Logo Baru

Senin pagi, 18 Agustus lalu, kesibukan di Newsroom Liputan 6 SCTV sedikit berbeda. Semangat para kru, mulai dari produser, kameraman, teknisi, hingga presenter lebih dari biasanya. Maklum, mulai pagi ini tayangan Liputan 6 akan berbeda dari sebelumnya. Ya, Liputan 6 Pagi kali ini akan tampil dengan studio baru, logo baru, dan suasana baru.

Jadi, wajar kalau ada semangat baru juga di dalamnya. Maklum, seluruh yang terlibat dalam penggarapan Liputan 6 Pagi kali ini akan menjadi yang pertama menggunakan studio baru dan logo baru dalam tayangan perdananya. Ibaratnya, mereka yang hadir di Newsroom pagi ini akan menjadi orang pertama yang hadir saat belah duren, pecah telor, saksi sejarah, atau apalah namanya, untuk studio baru dan logo baru Liputan 6.

Semangat yang muncul tidaklah berlebihan. Sebab, penantian akan kehadiran sebuah studio pemberitaan sudah sangat lama. Ibarat penyakit sudah stadium akhir, kalau orang pacaran sudah rindu setengah mati, dan bagi penggemar sepakbola bak menunggu Timnas Merah Putih berlaga di partai final Piala Dunia 2010. Tapi, penantian itu kini berakhir sudah. Penyakit sudah disembuhkan, kangen sudah terobati, meski kemungkinan tim PSSI berlaga di Piala Dunia Afrika Selatan agaknya tetap harus dibuang jauh-jauh.

Selama ini, kru Liputan 6 lebih mengandalkan daya penciuman, intuisi, kreativitas, dan kemampuan memanfaatkan ruang yang ada, tak jauh berbeda dengan pedagang kaki lima yang sigap mengisi celah lowong di trotoar Ibu Kota. Maka jadilah berbagai sudut di ruang redaksi disulap untuk menjadi lokasi syuting Liputan 6 dan program khusus pemberitaan lainnya. Begitu juga dengan berbagai lantai serta outlet di Senayan City, agaknya sudah pernah "dicicipi" untuk keperluan syuting Liputan 6.

Kini, dengan studio dan logo baru, Liputan 6 SCTV pun tampil semakin elegan dan bermartabat. Dominasi warna oranye membuat suasana langsung segar, meski Bayu Sutiyono tengah membacakan berita tentang warga yang pingsan akibat kelamaan antre minyak tanah. Begitu juga dengan kecanggihan teknologi yang digunakan, sehingga meja presenter bisa berputar 360 derajat, meski ironisnya pada saat bersamaan Sondang Sirait mengabarkan banyaknya daerah terpencil di Tanah Air yang belum bisa menikmati fasilitas listrik.

Intinya, dengan segala kemegahan dari Newsroom dan studio yang serba baru, Liputan 6 tetap tak berubah. Daya kritis masih menjadi pemandu kru Liputan 6 saat mengolah berita. Keberpihakan pada kaum lemah, aktualitas, dan akurasi masih diterapkan dengan standar tinggi. Bahkan, saat selamatan peluncuran studio dan logo baru pada siang harinya, pimpinan SCTV dan Liputan 6 menegaskan bahwa ini barulah langkah awal.

Jadi, agaknya masih banyak hal-hal baru lainnya akan terjadi di lantai 9 SCTV Tower yang nantinya akan membuat semangat kerja semakin terpacu. Termasuk (mungkin) taraf kesejahteraan yang baru. Tau ah, gelaaap...

Cuaca Buruk Hambat Aktivitas di Sejumlah Pelabuhan

Cuaca Buruk Hambat Aktivitas di Sejumlah Pelabuhan

Liputan6.com, Jepara: Syahbandar Pelabuhan Kartini, Jepara, Jawa Tengah, belum lama ini, mengeluarkan larangan berlayar bagi semua kapal di pelabuhan tersebut. Pasalnya, sudah berhari-hari ombak besar di perairan Jepara bergolak. Bahkan ketinggian ombak bisa mencapai empat atau lima meter.

Akibat larangan tersebut, feri Muria tujuan Karimun Jawa terpaksa bersandar selama 10 hari. Para penumpang pun tertahan di pelabuhan. Penumpang yang kebanyakan pedagang kecil ini mengaku rugi karena dagangan yang akan dijual di Karimun Jawa membusuk.

Larangan serupa berlaku bagi kapal-kapal di Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat. Kapal penumpang dan barang tidak boleh melaut karena gelombang di Laut Cina Selatan mencapai enam meter. Pihak pelabuhan baru mengizinkan kapal beroperasi jika cuaca sudah membaik.

Sementara itu, sekitar 50 rumah di pesisir Pantai Marunda, Jakarta Utara, mengalami rusak parah akibat dilanda banjir air pasang laut atau rob. Air yang sempat meninggi hingga tiga meter itu sudah surut, namun nelayan belum berani melaut. Banjir rob juga merendam puluhan rumah di Desa Eretan Kulon, Indramayu, Jawa Barat. Akibatnya, tanggul penahan ombak setinggi tiga meter jebol.(OMI/Tim Liputan 6 SCTV)

Pelajar Tenggelam Ditemukan Sudah Tewas

Pelajar Tenggelam Ditemukan Sudah Tewas

Liputan6.com, Jepara: Yulistaman, pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah, Keling, Jepara, Jawa Tengah, yang hanyut tersapu gelombang pantai Bondo ditemukan tewas, Selasa (6/1). Tubuh Yulistaman ditemukan mengapung dan terbujur kaku dengan sebagian kulit mengelupas dan tubuh menggelembung.

Tim SAR Jepara dan nelayan menemukan korban sekitar 500 meter dari tempat hanyutnya. Kepastian korban adalah Yulistaman diketahui dari celana yang dikenakan dan bekas operasi di perut. Mayat korban selanjutnya dibawa ke puskesmas untuk divisum.(IAN/Taufan Yudha)

Tiga Pemuda Tewas Digulung Gelombang Pasang

Tiga Pemuda Tewas Digulung Gelombang Pasang

Liputan6.com, Gianyar: Tim Search and Rescue (SAR) menemukan tiga mayat pemuda yang tewas ditelan gelombang pasang Pantai Masceti, Gianyar, Bali, Senin (5/1). Tiga pemuda asal Kabupaten Bangli ini ditemukan secara terpisah di titik lokasi dan waktu yang berbeda.

Berdasarkan informasi di lapangan, ketiga pemuda yang tewas ini hilang saat sedang bermain sepakbola bersama 11 rekannya. Saat itu, mereka tengah berusaha mengambil bola yang jatuh ke laut. Sebelum dibawa pulang ke rumah masing-masing, ketiganya divisum di Rumah Sakit Umum Gianyar. Tiga mayat pemuda yang ditemukan ini adalah I Nyoman Jendra (20), I Wayan Suardana (21), dan Nengah Parmada (19).

Sementara itu, tiga pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Keling, Jepara, Jawa Tengah, tergulung ombak ketika sedang bermain sepakbola di Pantai Bondo, Ahad (4/1). Dua orang berhasil diselamatkan, sementara satu lainnya hilang. Ketika itu, ketiganya tengah bermain bola di pinggir pantai.

Korban selamat, yakni Nur Iman dan Feri. Mereka hanya bisa meratapi nasib kawannya, Yulistaman, yang hingga saat ini belum ditemukan. Insiden berawal saat Nur Iman berlari ke tengah laut. Dia lalu berteriak minta tolong karena tak kuat menahan empasan ombak. Mendengar teriakan itu, Feri dan Yulistaman menyusul untuk menolong. Tapi ketiganya justru tersapu gelombang.

Nelayan di sekitar lokasi langsung datang menolong. Namun, nahas bagi Yulistaman yang telanjur hilang ditelan ombak. Tim penyelamat dan sejumlah nelayan dikerahkan mencari Yulistaman. Tapi upaya itu sia-sia. Besarnya ombak menyulitkan proses pencarian korban. Hingga Senin pagi, pencarian dihentikan sementara karena cuaca buruk.(OMI/Putu Setiawan dan Taufan Yudha)

Konser Musik ST 12 Ricuh

Konser Musik ST 12 Ricuh

Liputan6.com, Jepara: Konser musik grup band ST 12 di Jepara, Jawa Tengah, Selasa (23/12) malam, diwarnai kericuhan. Awalnya konser yang diimbangi dengan aksi panggung yang atraktif dari para personelnya itu mendapat sambutan meriah.

Kericuhan mulai terjadi ketika ST 12 membawakan lagu terakhir mereka. Terjadi baku pukul di tengah lapangan dan sempat terjadi ketegangan. Polisi langsung mengejar pelaku keributan dan mengamankan dua pemuda yang diduga berkelahi setelah sebelumnya diawali lemparan batu.

Salah satu pemuda mengalami luka serius di bagian kepalanya dan langsung dibawa ke rumah sakit. Situasi mulai berangsur pulih setelah sejumlah aparat ditempatkan di tengah penonton.(UPI/Tim Liputan 6 SCTV)

Remaja Hanyut di Sungai

Remaja Hanyut di Sungai

Liputan6.com, Jepara: Seorang pemuda warga Desa Karangandu, Kecamatan Welahan, Jepara, Jawa Tengah, terseret arus sungai, Sabtu (10/1). Hingga kini Abdul Fatah belum ditemukan. Tim search and rescue bersama puluhan warga dikerahkan untuk mencari korban dengan menyusuri sungai dari hulu sampai hilir.

Tim SAR juga terus memonitor melalui radio untuk mengetahui perkembangan pencarian korban. Dari penjelasan sejumlah saksi, saat itu arus sungai sangat deras karena baru saja diguyur hujan seharian. Tujuh pemuda termasuk Abdul Fatah nekat berenang di sungai itu. Berutung enam rekan korban selamat.(YNI/Taufan Yudha)

Persijap Tundukan Persitara

Persijap Tundukan Persitara

Liputan6.com, Jepara: Persijap Jepara berhasil meraih kemenangan pada partai perdana putaran kedua Liga Super Indonesia. Saat menjamu Persitara Jakarta Utara di Stadion Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (24/1), Dony Siregar dan kawan-kawan berhasil menang 3-1.

Gol pembuka kemenangan Persijap tercipta menit ke-57 oleh Pablo Frances. Kemudian disusul gol indah Nurul Huda menit ke 79. Dua menit kemudian Arnaldo Vilalba berhasil menggandakan keunggulan bagi timnya di menit 81.

Tertinggal tiga gol Persitara berusaha bangkit. Akhirnya Persitara mampu mempertipis kekalahan melalui gol yang dicetak Prince Kabir Bello menit ke-89. Hingga pertandingan berakhir skor 3-1 tidak berubah.(IAN/Taufan Yudha)

Remaja Hanyut Di Sungai

Persijap Tundukan Persitara

Konser ST12 Ricuh

Tiga Pemuda Tewas Digulung Gelombang Pasang

Pelajar Tenggelam Ditemukan Sudah Tewas

Cuaca Buruk Hambat Aktivitas di Sejumlah Pelabuhan

Pencuri Helm Polisi Di Cokok