Studio Baru, Logo Baru
Senin pagi, 18 Agustus lalu, kesibukan di Newsroom Liputan 6 SCTV sedikit berbeda. Semangat para kru, mulai dari produser, kameraman, teknisi, hingga presenter lebih dari biasanya. Maklum, mulai pagi ini tayangan Liputan 6 akan berbeda dari sebelumnya. Ya, Liputan 6 Pagi kali ini akan tampil dengan studio baru, logo baru, dan suasana baru.
Jadi, wajar kalau ada semangat baru juga di dalamnya. Maklum, seluruh yang terlibat dalam penggarapan Liputan 6 Pagi kali ini akan menjadi yang pertama menggunakan studio baru dan logo baru dalam tayangan perdananya. Ibaratnya, mereka yang hadir di Newsroom pagi ini akan menjadi orang pertama yang hadir saat belah duren, pecah telor, saksi sejarah, atau apalah namanya, untuk studio baru dan logo baru Liputan 6.
Semangat yang muncul tidaklah berlebihan. Sebab, penantian akan kehadiran sebuah studio pemberitaan sudah sangat lama. Ibarat penyakit sudah stadium akhir, kalau orang pacaran sudah rindu setengah mati, dan bagi penggemar sepakbola bak menunggu Timnas Merah Putih berlaga di partai final Piala Dunia 2010. Tapi, penantian itu kini berakhir sudah. Penyakit sudah disembuhkan, kangen sudah terobati, meski kemungkinan tim PSSI berlaga di Piala Dunia Afrika Selatan agaknya tetap harus dibuang jauh-jauh.
Selama ini, kru Liputan 6 lebih mengandalkan daya penciuman, intuisi, kreativitas, dan kemampuan memanfaatkan ruang yang ada, tak jauh berbeda dengan pedagang kaki lima yang sigap mengisi celah lowong di trotoar Ibu Kota. Maka jadilah berbagai sudut di ruang redaksi disulap untuk menjadi lokasi syuting Liputan 6 dan program khusus pemberitaan lainnya. Begitu juga dengan berbagai lantai serta outlet di Senayan City, agaknya sudah pernah "dicicipi" untuk keperluan syuting Liputan 6.
Kini, dengan studio dan logo baru, Liputan 6 SCTV pun tampil semakin elegan dan bermartabat. Dominasi warna oranye membuat suasana langsung segar, meski Bayu Sutiyono tengah membacakan berita tentang warga yang pingsan akibat kelamaan antre minyak tanah. Begitu juga dengan kecanggihan teknologi yang digunakan, sehingga meja presenter bisa berputar 360 derajat, meski ironisnya pada saat bersamaan Sondang Sirait mengabarkan banyaknya daerah terpencil di Tanah Air yang belum bisa menikmati fasilitas listrik.
Intinya, dengan segala kemegahan dari Newsroom dan studio yang serba baru, Liputan 6 tetap tak berubah. Daya kritis masih menjadi pemandu kru Liputan 6 saat mengolah berita. Keberpihakan pada kaum lemah, aktualitas, dan akurasi masih diterapkan dengan standar tinggi. Bahkan, saat selamatan peluncuran studio dan logo baru pada siang harinya, pimpinan SCTV dan Liputan 6 menegaskan bahwa ini barulah langkah awal.
Jadi, agaknya masih banyak hal-hal baru lainnya akan terjadi di lantai 9 SCTV Tower yang nantinya akan membuat semangat kerja semakin terpacu. Termasuk (mungkin) taraf kesejahteraan yang baru. Tau ah, gelaaap...
Jadi, wajar kalau ada semangat baru juga di dalamnya. Maklum, seluruh yang terlibat dalam penggarapan Liputan 6 Pagi kali ini akan menjadi yang pertama menggunakan studio baru dan logo baru dalam tayangan perdananya. Ibaratnya, mereka yang hadir di Newsroom pagi ini akan menjadi orang pertama yang hadir saat belah duren, pecah telor, saksi sejarah, atau apalah namanya, untuk studio baru dan logo baru Liputan 6.
Semangat yang muncul tidaklah berlebihan. Sebab, penantian akan kehadiran sebuah studio pemberitaan sudah sangat lama. Ibarat penyakit sudah stadium akhir, kalau orang pacaran sudah rindu setengah mati, dan bagi penggemar sepakbola bak menunggu Timnas Merah Putih berlaga di partai final Piala Dunia 2010. Tapi, penantian itu kini berakhir sudah. Penyakit sudah disembuhkan, kangen sudah terobati, meski kemungkinan tim PSSI berlaga di Piala Dunia Afrika Selatan agaknya tetap harus dibuang jauh-jauh.
Selama ini, kru Liputan 6 lebih mengandalkan daya penciuman, intuisi, kreativitas, dan kemampuan memanfaatkan ruang yang ada, tak jauh berbeda dengan pedagang kaki lima yang sigap mengisi celah lowong di trotoar Ibu Kota. Maka jadilah berbagai sudut di ruang redaksi disulap untuk menjadi lokasi syuting Liputan 6 dan program khusus pemberitaan lainnya. Begitu juga dengan berbagai lantai serta outlet di Senayan City, agaknya sudah pernah "dicicipi" untuk keperluan syuting Liputan 6.
Kini, dengan studio dan logo baru, Liputan 6 SCTV pun tampil semakin elegan dan bermartabat. Dominasi warna oranye membuat suasana langsung segar, meski Bayu Sutiyono tengah membacakan berita tentang warga yang pingsan akibat kelamaan antre minyak tanah. Begitu juga dengan kecanggihan teknologi yang digunakan, sehingga meja presenter bisa berputar 360 derajat, meski ironisnya pada saat bersamaan Sondang Sirait mengabarkan banyaknya daerah terpencil di Tanah Air yang belum bisa menikmati fasilitas listrik.
Intinya, dengan segala kemegahan dari Newsroom dan studio yang serba baru, Liputan 6 tetap tak berubah. Daya kritis masih menjadi pemandu kru Liputan 6 saat mengolah berita. Keberpihakan pada kaum lemah, aktualitas, dan akurasi masih diterapkan dengan standar tinggi. Bahkan, saat selamatan peluncuran studio dan logo baru pada siang harinya, pimpinan SCTV dan Liputan 6 menegaskan bahwa ini barulah langkah awal.
Jadi, agaknya masih banyak hal-hal baru lainnya akan terjadi di lantai 9 SCTV Tower yang nantinya akan membuat semangat kerja semakin terpacu. Termasuk (mungkin) taraf kesejahteraan yang baru. Tau ah, gelaaap...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar